Gaya hidup penduduk Romawi kuno pada masanya penuh dengan tindakan hedonisme, seringkali melewati batas moral umat manusia pada umumnya. Para taipan kaya kerajaan Romawi kuno terbiasa menghabiskan weekend di pusat kota sambil berfoya – foya menghamburkan uang seboros mungkin.
Sejumlah pejabat terpandang mendirikan mansion mewah nan megah di sekitaran pesisir pantai, lengkap berikut ruangan spa serta kolam berlantai marmer. Uang sebanyak itu yang mereka pakai untuk pembangunan ‘istana’ miliknya berasal dari hasil korupsi dana pengelolaan pemerintah pusat maupun daerah.
Saking tergila – gilanya dengan pesta pora, penduduk asli Romawi rela mengucurkan dana dari kantong pribadi sedemikian banyaknya demi membangun Nymphaeum. Bentuknya mirip gua, bersifat properti personal, bermain situs slot berfungsi sebagai sarana pelampiasan nafsu duniawi belaka tatkala selepas menyelesaikan penatnya urusan kerjaan sehari-hari.
Sekitar kurang lebih dua ribu tahun silam, terdapat sebuah distrik bernama Baia dalam wilayah kekaisaran Romawi, persis mirip Las Vegas. Tata ruang dan lingkungan Baia memang sengaja dibuat layaknya resort, berjarak 30 kilometer dari kota Napoli, sebelah barat negara Italia.
Baia dulunya sering menjadi tempat persinggahan sekumpulan musisi, para jenderal perang, hingga golongan orang nomor satu di pemerintahan kerajaan Romawi. Sudah menjadi rahasia publik bahwasanya mereka datang secara khusus hanya demi menyalurkan hasrat mesum ingin berhubungan seks bebas bersama pelacur.
Gaya Hidup Penduduk Romawi Kuno Berpusat di Kota Baia
Kita dapat melihat betapa glamornya gaya hidup penduduk Romawi kuno selama kota terkutuk Baia masih berjaya ribuan tahun yang lalu. Seorang pengamat ahli sejarah Romawi kuno bernama John Smout membagikan hasil penelitiannya seputar serba – serbi kehidupan Romawi Kuno kota Baia.
John berujar bahwa Baia menyimpan segudang kisah penuh tragedi dan intrik, bahkan termasuk manuver politik bersarang di dalamnya secara tersembunyi. Legenda mengisahkan bahwa Ratu Cleopatra sempat lari terbirit – birit menggunakan kapal layar dari Baia pasca terbunuhnya Julius Caesar tahun 44BC.
Ada pula tokoh terkenal bernama Julia Agrippina menyusun rencana pembunuhan terhadap suaminya sendiri yaitu Claudius, berlokasi di jantung kota Baia. Agrippina berniat mendorong putra kesayangannya bernama Nero supaya naik tahta sebagai kaisar Roma, lalu hidup bergelimangan harta melimpah ruah.
Julia Agrippina memikirkan cara paling mulus dan ampuh membunuh nyawa manusia, supaya bisa menyembunyikan jejak perbuatan dan bebas dari tuduhan. Pada akhirnya Claudius hampir meninggal dunia berkat keracunan jamur liar yang sudah menjadi serbuk, larut dalam minuman alkohol pemberian Julia.
Agrippina menjadi murka melihat rencana pembunuhan suaminya berlangsung gagal, sehingga menjadi semakin bengis dan kejam dalam merencanakan strategi kriminal berikutnya. Ia mencari tabib paling profesional seantero kerajaan Romawi dan memerintahkannya meracik resep serbuk racun dari labu liar, menyebabkan tewasnya Claudius.
Kota Baia Memiliki Posisi Strategis Sebagai Pusat Hiburan
Gaya hidup penduduk Romawi Kuno tidak akan bisa seliar itu seandainya mereka tidak pernah menemukan wilayah bernama Baia sebagai wadahnya. Ketersediaan sumber air begitu berlimpah selaras dengan kondisi cuaca yang bersahabat, sehingga awalnya wilayah tersebut mereka namakan dengan Ladang Phlegraean.
Lingkungan alam sekitar terbentuk sedemikian rupa akibat dari keberadaan kaldera pada pusat daerah yang nantinya menjadi cikal bakal terbentuknya Baia. Fenomena alam yang membentuk kaldera begitu menakjubkan, sehingga bangsa Yunani serta Romawi kuno menghormatinya laksana gerbang menuju surga bawah tanah.
Saking niatnya ingin mengusahakan daerah tersebut, bangsa Romawi kuno justru terpacu peradabannya sehingga pemikiran rakyat Romawi dan teknologinya semakin maju. Para ilmuwan dan cendekiawan bahu – membahu menemukan semen tahan rembesan air, terdiri dari larutan kapur bercampur bebatuan vulkanik semburan kaldera.
Kemajuan bidang arsitektur pun mereka manfaatkan untuk memuaskan nafsu serta hasrat duniawi seperti misalnya membangun kolam ikan raksasa dalam kamar. Semesta mungkin menghukum mereka dengan nasib mengenaskan, sebab gunung api yang masih aktif membawa bencana alam yang meluluh lantakkan Baia.
Karena aktifitas gunung berapi sekitar Baia begitu kuat, kontur tanah berubah sifat sehingga perlahan mulai tenggelam di bawah level permukaan laut. Gempa bumi datang bertubi – tubi, sehingga akhirnya penduduk yang masih tersisa berupaya menyelamatkan diri dan meninggalkan kejayaan Baia selama – lamanya.