Romawi Sempat Berjaya

Penyebab Kehancuran Kerajaan Romawi Barat Dulunya Perkasa

Penyebab kehancuran kerajaan Romawi Barat merupakan buah dari kegagalan sang kaisar dalam meneguhkan posisinya sebagai penguasa otoritas tertinggi. Lagipula, wilayah pemerintahan yang terlalu luas membuatnya sulit untuk mengontrol daerah bagian sehingga terpecah belah pada akhir kisah bersejarah selamanya.

Para ahli sejarah mencoba merunutkan efek domino atas gabungan semua faktor pendukung keruntuhan kerajaan Romawi Barat dan gagal bangkit kembali. Dari semua aspek, pengaruh paling terasa yaitu karena terjadi peningkatan tekanan berupa serbuan membabi buta oleh penguasa sekitaran kerajaan Romawi.

Sekitaran tahun 376, sekumpulan bangsa barbar bernama suku Goth mengungsi dari kekalahannya berperang, berniat tinggal dalam wilayah Romawi Barat. Puluhan tahun kemudian, kematian Theodorus I akibat perang saudara mengakibatkan kerusuhan oleh suku barbar seperti Goth dan Rhine sulit terbendung.

romawi hancur memalukan

Tepat memasuki tahun 476, kaisar Romawi Barat saat itu telah kehilangan pengaruhnya terkait melemahnya pasukan militer, politik, serta kas negara. Kerajaan suku barbar sukses terang – terangan mempermalukan sang kaisar karena terpojok dalam daerah kekuasaannya sendiri yaitu kekaisaran Romawi Barat.

Pemimpin bangsa barbar secara konsisten memupuk kekuatannya meliputi hampir seluruhnya daerah kekuasaan kaisar Romawi Barat yang tengah melempem. Rajanya bernama Odoacer, berhasil melengserkan penguasa setempat generasi terakhir, menandakan era baru kekaisaran Timur telah dimulai tepat setelah kehancurannya.

Penyebab Kehancuran Kerajaan Romawi Barat Berkutat Faktor Internal

Terlalu banyak kebobrokan terekam dalam sejarah sebagai tragedi menjadi penyebab kehancuran kerajaan Romawi Barat paling berpengaruh besar kontribusinya. Keadaan memang sudah terlanjur parah, sehingga ketika datang serbuan dari pihak luar, hanya sedikit effort sudah cukup meluluh-lantakan Romawi Barat.

Semua alasan klasik dan klise tercatat sebagai pelajaran masa lalu bangsa Romawi lebih pantas menyebutnya aib negara. Justru pertanyaan lebih tepatnya adalah mengapa sistem pemerintahan sebobrok itu dapat bertahan sedemikian lama? Sungguh sebuah tanda tanya besar.

Para pejabat pemerintahan serta panglima perang kala itu terpengaruh tabiat jelek dari budaya asing luar, membuatnya jadi tirani penindas rakyatnya. Kaisar Romawi Barat terlalu egois karena hanya memikirkan keselamatan nasib dirinya sendiri ketimbang kesejahteraan bersama, membuat lubang besar celah invasi.

keserakahan petinggi romawi

Ahli sejarahwan terpandang bernama Harper mencoba menelusuri alasan paling akurat mendasari sejarah runtuhnya Romawi, termasuk iklim serta ketersediaan sumber air. Sekitaran antara tahun 150 sampai 450-an terjadi perubahan iklim secara cepat, semakin memburuk sehingga rakyat kesulitan bekerja dan membayar pajak.

Bagaimanapun, masih simpang siur jikalau hendak menaikkan akurasi terhadap faktor terbesar pemberi sumbangsih kemunduran Romawi Barat yang pernah perkasa. Lebih baik membiarkannya tetap menjadi misteri seperti sekarang, lalu mengambil banyak hikmah atas kejadian tersebut jangan sampai terulang kembali.

Generasi Kaisar Terakhir Hanyalah Boneka Bagi Panglima-panglimanya

Matinya kaisar Olybrius membuat kompetisi perebutan tahta kacau balau karena semua pihak mendadak berambisi ingin jadi orang nomor satu. Keserakahan mereka juga menjadi penyebab kehancuran kerajaan Romawi Barat paling memalukan sebagai bekas negara super power sepanjang sejarah manusia.

Pada tahun sekitaran 475, seorang putra mahkota masih kecil dan bau kencur berusia 16 tahun resmi dilantik menjadi penguasa tertinggi. Remaja bernasib malang tersebut yaitu Romulus Augustulus, tidak dapat berbuat banyak selain pasrah menghadapi masa depan buruk penuh intrik.

Romulus bernasib malang

Romulus begitu pasif memerintah kerajaan, sehingga para musuhnya dari negara sekitar bahkan melecehkannya dengan tidak mengakuinya sebagai kaisar Romawi Barat. Setahun menduduki kursi nomor wahid, Odoacer memaksa Romulus Augustulus untuk menyerahkan tahtanya tanpa perlawanan berarti dan cukup mulus.

Entah mengapa, Odoacer meskipun sama bejatnya seperti para pendahulunya, mendadak timbul belas kasihan dalam hati kecilnya terhadap Romulus Augustulus. Ia mengampuni nyawa Romulus dan membiarkannya jadi orang buangan karena bersimpati terhadap masih mudanya usia si bujangan pecundang.